Senin, 13 Juli 2015
Kamis, 09 Juli 2015
Yang kumau hanya; kejelasan.
Seakan
tak mau melepas genggamanmu, kau tiba-tiba hadir dikehidupanku. Setiap nafasku
selalu disertai dengan kehadiranmu, tak seharipun aku tak melihatmu. Sayang,
terima kasih kau telah hadir memberikan warna dikehidupanku, yang tadinya hanya
ada abu-abu. Kau selalu memberikanku bisikan “aku menyayangimu”. Hal itu
membuatku seakan kakiku tak menyentuh bumi lagi, kau buatku melayang.
Tatapanmu
sangat meyakinkanku bahwa kaulah milikku, namun memangnya siapa aku?
Aku bukan
siapa-siapamu. Dari awal aku hanya menganggapmu teman biasa,tidak ada rasa yang
luar biasa dan kau juga begitu. Semakin hari aku tak mengerti maksud dari
tatapan matamu, jemarimu yang selalu menggenggam tanganku, senyuman hangatmu,
candaan gurihmu, tingkah perhatianmu dan kecupan yang selalu kau berikan
dijidadku setiap kita akan berpisah.
Sayang,
ini yang kutakutkan. Aku takut perasaanku tumbuh semakin dalam dan pada
akhirnya hatiku terluka seperti yang sebelumnya. Aku semakin tak karuan, setiap
kau tak memperhatikanku atau kau tidak mengabariku aku selalu marah denganmu,
setiap kau mengabaikanku hatiku terasa sakit, setiap aku melihatmu tertawa atau
tersenyum yang sebabnya bukan aku, aku selalu cemburu. Tapi, memangnya aku
siapamu? Aku tak berhak dengan semuanya.
Sayang,
apa arti dari semua perlakuanmu kepadaku? Aku hanya ingin semuanya jelas.
Setiap aku mempertanyakannya, kau hanya menjawab dengan senyuman, memelukku
dengan erat dan tak mau membahasnya lagi. Sayang, aku takut… aku takut kalau
kau tiba-tiba pergi tanpa alasan dan tak kembali. Tolong, jangan jadikan aku
tempat persinggahanmu.
Sayang,
aku ingin kejelasan, aku ingin kepastian, aku ingin kau dan aku menjadi kita.
Untuk
apa kau berikan aku mawar merah jika kau tak izinkan aku untuk menciumnya.
Sekali lagi sayang, aku hanya ingin kejelasan.
dari seorang gadis yang
butuh status pasti,
yang sampai sekarang, entah kau anggap apa.
Cinta Datang Terlambat
Apa yang bisa aku lakukan ketika aku
merindukanmu saat ini? Menunggumu kembali? Melihat sisa chat kita kemarin? Atau
mengingat story waktu kamu tetap melangkah bersamaku? Apa aku harus tetap
seperti ini? Tolong beri aku jawaban beri aku kepastian dengan semua perasaan
yang memuakkan ini. Aku mulai tersadar bahwa aku membutuhkanmu disaat
perhatianmu tak lagi kumiliki. Aku mulai tertampar ketika kulihat kau mulai
terbiasa tertawa tanpa ada status hubungan antara aku dan kamu Aku mulai
kebingungan ketika saat aku merindukanmu, aku hampir tak habis fikir dengan
tingkahkusaat ini.
Aku sadar saat ini hanya ada rasa
cinta yang terlambat hadir dalam selasela perasaanku ketika kau sudah mulai
melangkah menjahuiku, ketika kau mulai memutuskan untuk berhenti
memperjuangkanku. Saat ini yang ada hanya senyum yang kau tinggalkan disela
otakku, yang ada hanya ada canda yang pernah kau tanamkan diperaasaanku. Namun
saat ini ketika aku mulai menyadari cintamu ketika aku mulai menyadari indahnya
perhatianmu aku malah membiyarkanmu pergi hanya karena omongan orang yang
membuatku risih dan aku membiyarkanmu menelan rasa itu sendiri hanya karena
egoku. Dan saat ini bayanganmupun masih merasuk kalbuku ketika kau mulai hadir
dihadapanku aku hanya mencoba tegar meski rasa sakit melihatmu tak bisa
kupungkiri. Tak ada lagi tegur sapa yang hadir disetiap pertemuankita tak ada
lagi basabasi yang ada ketika kita berpapasan. Kamu seakan akan tak mengenalku.
Aku bisa apa ketika saat ini kau
seperti itu, memohon untuk kau kembali? Sayangnya aku adalah wanita yang hanya
memikirkan egoku terlebih dahulu, aku hanya selalu berharap kau mampu mengerti
kau mampu memahami maksud hatiku kau mampu menjawab segala tanya yang ada
fikirku. Aku mulai muak dengan perasanku sendiri. Saat ini aku mulai merasaakan
apa yang temantemanku ceritakan tentang lovestory mereka dan dulu seperti biasa
aku hanya bisa menertawakan mereka ketika mulai merengek tentang perasaan
mereka.
Aku mulai merasaakan itu saat ini aku mulai belajar apa arti menghargai
apa yang pernah hadir dan mengiklaskan apa yang telah pergi. ketika rasa sesal
yang ada ketika kau sudah mulai jauh melangkah menjahuiku rasa cinta baru
mengetuk hatiku ketika aku baru ingin membukakanmu pintu hatiku dan
membiyarkanmu masuk kelubuk yang terdalam kau sudah mulai berlari menjauh
tertawa tanpa mengingat kisah kita dulu. Entah semua presepsiku tentangmu benar
atau tidak yang kutau saat ini yang ada hanya rasa yang entah kapan berada
dititik jenuhnya, entah kapan habis masanya yang kusadar hanya ada rasa cinta
yang terlambat rasa yang telah kau tinggalkan.
Dariku yang baru saja merindukanmu,
dan Dariku yang "baru" menyadari hangatnya cintamu.
Bukan salahmu ini salahku
Masih
tak percaya pada saat itu dengan mudahnya kau mengatakan “kita putus”. Berharap
hanya mimpi namun faktanya itu nyata. Shiiitt… dengan yakinnya bibirku berkata
tak apa tapi celakanya hatiku terasa ada apa-apanya, hingga pipiku basah karena
ulah air yang secara tak sengaja keluar dari mataku.
Kecewa
yang kurasa. Setelah sekian lama kau meyakinkanku hingga aku yakin padamu. Pada
saat itu kau berjanji akan menggenggam tanganku namun pada saat itu pula kau
melepasku. Entah apa yang ada difikiranmu, aku tak mengerti dengan tingkahmu.
Apa kau yang jahat? Atau aku yang terlalu bodoh? Sudahlah…
Hari
demi hari telah berlalu namun ingatanku tak bisa kuhentikan untuk memikirkan
semua bayangmu, entah apa yang kau
lakukan sampai-sampai aku sulit untuk melupakan segala tentangmu. Fikiranku tak
lagi waras sampai dalam hati aku menuduhmu memakai ilmu sihir entah semacam
pelet atau apalah…hahaha lupakan saja. Ya, aku sudah tak waras.
Sebelum
semua berlalu aku tak membayangkan sedikit pun kalau hubungan kita akan
berakhir. Aku membayangkan hubungan kita
akan bertahan hingga menjadi legal. Kau yang akan menjadi imamku, melewati
hari-hari dengan penuh cinta, menyelesaikan masalah bersama, merawat anak-anak
kita hingga tumbuh dewasa, juga melewati masa tua bersama dan pada akhirnya
mautlah yang memisahkan kita. Ya, aku kira aku sudah tak waras.
Memikirkan
yang tak sepantasnya untuk difikirkan
adalah kebiasaanku. Khayalanku sudah kelewatan. Ya, sekali lagi aku
memang sudah tak waras. Maafkan aku yang belum bisa menghapus; rasa, perih,
ini. Bukan salahmu ini salahku.
dari gadis tak
waras
yang hatinya masih terluka.
yang tak tahu diri,
yang masih
mencintaimu.
Rabu, 10 Juni 2015
Untuknya, yang ku cintai karena Allah.
Untuknya, yang ku cintai karena Allah
ahh... hati emang tidak bisa berbohong...
dan mata tak bisa pula berbohong meski bukan pemantul rasa...
dan senyum pun terasa lebih istimewa karenanya...
Ya, aku sedang berbicara tentang cinta...
Saat cinta menjadikan ada dari yang tidak ada, saat cinta mengubah keacuhan menjadi kepedulian, saat cinta mengubah tidak suka menjadi suka, saat cinta mengubah tidak mengerti menjadi mengerti, saat cinta menguatkan keyakinan bahwa inilah jalanku...
Ya, aku mencintaimu karena Allah...
Berawal dari sebuah perkenalan yang tidak kusuka, bukan, bukan maksud aku tidak suka, namun aku hanya tidak terlalu bersemangat untuk mengenalmu waktu itu. entah, aku hanya berpikir aku dan kamu tidaklah "sama"... berbeda. dan waktu menunjukkan kekuatannya, bergerak dan kemudian sampailah pada masa yang tak terduga... pada suatu pagi yang terasa begitu berbeda dalam balutan embun menyegarkan dan terpaan angin yang mengayun lembut, aku menatap penuh "curiga"... mungkin inilah yang dsebut cinta dan kasih sayang Allah...
Allah menyatukan kita dalam sebuah ikatan. entah, sepertinya waktu itu aku belum terlalu mampu untuk mengerti, seperti biasa, semua sama apa adanya, tak ada yang istimewa... ya, sepertinya inilah yang dirasakan orang-orang, bahwa cinta itu butuh waktu, proses, atau dalam ungkapan bahasa jawa tresno jalaran soko kulino, ya cinta karena terbiasa... pertemuan yang sering membuat kita saling mengenal lebih dalam meski sampai waktu itu aku masih menganggap kita "berbeda"...
Allah maha lembut, dan dengan kemahalembutan Allah inilah kemudian Allah mengaruniakan kelembutan pada hamba-hamba yang Dia cintai. ya, padanya, ia begitu lembut dengan tutur katanya, ia begitu lembut dengan tingkah lakunya, dia begitu lembut dengan nasihatnya, ia begitu lembut dengan senyumannya. entah cahaya apa yang terpancar darinya, cahaya yang begitu lembut menyapaku penuh kelembutan. kini, sosok itu begitu kukagumi, sosok yang telah mengajariku banyak hal, sosok yang tanpa sadar telah meyakinkanku akan sebuah ketangguhan, sosok yang bagiku begitu luar biasa...
Lalu saat ini, aku begitu merindukanmu, rindu saat bercerita berpenggal-penggal kisah, rindu mendengar untaian kata-kata penuh hikmah dan ceritanya yang penuh perjuangan di jalan Allah.. dan rindu saat kau menatapku penuh cinta...
Ya Allah, aku benar-benar mencintainya karenaMu... cinta yang kurasa kini semakin membuatku mencintaiMu Allah... Ya Allah, syukurku tak terhingga memberiku kesempatan mengenalnya, membantu mengokohkanku berdiri, memantapkanku melangkah... Allah, berilah rahmat kepadanya, lindungi dia, mudahkan segala urusannya...
"Barangsiapa yang ingin meraih manisnya iman, hendaklah dia mencintai seseorang yang mana dia tidak mencintainya kecuali karena Allah." (HR. Ahmad)
Ya, aku sedang berbicara tentang cinta...
Saat cinta menjadikan ada dari yang tidak ada, saat cinta mengubah keacuhan menjadi kepedulian, saat cinta mengubah tidak suka menjadi suka, saat cinta mengubah tidak mengerti menjadi mengerti, saat cinta menguatkan keyakinan bahwa inilah jalanku...
Ya, aku mencintaimu karena Allah...
Berawal dari sebuah perkenalan yang tidak kusuka, bukan, bukan maksud aku tidak suka, namun aku hanya tidak terlalu bersemangat untuk mengenalmu waktu itu. entah, aku hanya berpikir aku dan kamu tidaklah "sama"... berbeda. dan waktu menunjukkan kekuatannya, bergerak dan kemudian sampailah pada masa yang tak terduga... pada suatu pagi yang terasa begitu berbeda dalam balutan embun menyegarkan dan terpaan angin yang mengayun lembut, aku menatap penuh "curiga"... mungkin inilah yang dsebut cinta dan kasih sayang Allah...
Allah menyatukan kita dalam sebuah ikatan. entah, sepertinya waktu itu aku belum terlalu mampu untuk mengerti, seperti biasa, semua sama apa adanya, tak ada yang istimewa... ya, sepertinya inilah yang dirasakan orang-orang, bahwa cinta itu butuh waktu, proses, atau dalam ungkapan bahasa jawa tresno jalaran soko kulino, ya cinta karena terbiasa... pertemuan yang sering membuat kita saling mengenal lebih dalam meski sampai waktu itu aku masih menganggap kita "berbeda"...
Allah maha lembut, dan dengan kemahalembutan Allah inilah kemudian Allah mengaruniakan kelembutan pada hamba-hamba yang Dia cintai. ya, padanya, ia begitu lembut dengan tutur katanya, ia begitu lembut dengan tingkah lakunya, dia begitu lembut dengan nasihatnya, ia begitu lembut dengan senyumannya. entah cahaya apa yang terpancar darinya, cahaya yang begitu lembut menyapaku penuh kelembutan. kini, sosok itu begitu kukagumi, sosok yang telah mengajariku banyak hal, sosok yang tanpa sadar telah meyakinkanku akan sebuah ketangguhan, sosok yang bagiku begitu luar biasa...
Lalu saat ini, aku begitu merindukanmu, rindu saat bercerita berpenggal-penggal kisah, rindu mendengar untaian kata-kata penuh hikmah dan ceritanya yang penuh perjuangan di jalan Allah.. dan rindu saat kau menatapku penuh cinta...
Ya Allah, aku benar-benar mencintainya karenaMu... cinta yang kurasa kini semakin membuatku mencintaiMu Allah... Ya Allah, syukurku tak terhingga memberiku kesempatan mengenalnya, membantu mengokohkanku berdiri, memantapkanku melangkah... Allah, berilah rahmat kepadanya, lindungi dia, mudahkan segala urusannya...
"Barangsiapa yang ingin meraih manisnya iman, hendaklah dia mencintai seseorang yang mana dia tidak mencintainya kecuali karena Allah." (HR. Ahmad)
untuknya, yang begitu luar biasa.
Langganan:
Postingan (Atom)